batik bakaran pati

Di Tangan Andreas Agus, Batik Bakaran Pati Tembus Pasar Global

Startup Advice

Halo Growth-Hub Enthusiast, kali ini ada sebuah cerita menarik dari Andreas Agus Wibawa, Owner Sentra Batik Bakaran Bu Sri Pak Sarni. Beliau juga alumni UNNES lho. Penasaran? Baca sampai selesai ya!

 

“Jadi, saya dulu itu ambil jurusan yaa di Teknologi Pendidikan. Biasanya sih sering disebut jurusannya para calon pendidik seperti itu. Saya dulu kuliah sambil kerja, ya jualan batik gitu” ucap Agus, sapaan akrabnya.

 

“Usaha yang saya jalani adalah, Sentra Batik Bakaran Bu Sri Pak Sarni yang ada di Desa Bakaran Kulon, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati. Usaha ini adalah usaha keluarga yang sudah berdiri sejak 2009 lalu. Pak Sarni, adalah ayah saya sebagai pendiri sekaligus pemilik pertama dari sentra ini” tambah Agus.

 

Ingin merasakan terjun di dunia usaha sekaligus membantu kedua orang tua, waktu itu saya putuskan untuk kuliah sambal kerja membantu ayah di bisnis batik. Kami berkomitmen untuk mempertahankan citra tradisional dalam segala aspek yang ada, mulai dari peralatan, fasilitas, teknik dan motif yang ada.

 

Saya dan pak Sarni menjalankan bisnis batik ini dimulai dari nol dan sederhana bangett. Naik motor dari 1 kantor ke kantor, desa satu ke desa lain hanya untuk memasarkan batik. Tak lupa kami selalu membawa 2 tas ransel besar penuh berisi dengan batik kala itu. Yaa, harapannya sih laku terjual abis semua ya, tapi kondisi pasar we know lah yaa kadang sepi kadang rame. So, penting usaha dan tetap jalani jangan sampai menyerah sih, tekun yang penting sama ulet.

 

Seiring berjalannya waktu, pada 2011 kami mengembangkan sayap dunia usaha lebih luas. Memasarkan ke berbagai kota di Indonesia mulai dari Semarang, Yogyakarta, Boyolali, Solo dan sebagainya. Berbagai pameran dari tingkat lokal, regonal bahkan nasional kami ikuti demi branding batik bakaran agar dikenal luas.

batik tradisional

By the Way, saya juga dulu itu pas pameran pernah bertemu dan bercakap-cakap lah dengan perancang busana paling hits dan terkenal, bunda Anne Avantie ya. Banyak belajar saya dari beliau itu, mulai dari bagaimana merintis usaha dibidang fashion, suka duka nya dan masih banyak lagi lah, hehe. Kalau diceritain dalam bentuk tulisan ga aka nada rampungnya sob. Selain itu juga pernah ya ketemu pak Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah yang super duper ramah dan guyub lah intinya, serta masih banyak tokoh-tokoh lain yang dapat saya temui kala ikut pameran dulu.

 

Kami tak main-main dalam produksi batik bakaran ini. Tak lain ya kami tetap mengutamakan kepuasan pelanggan (konsumen) agar loyal pada produk batik bakaran Bu Sri Pak Sarni ini lah ya. Terkait legalitas, kami juga telah mendaftarkan produk batik dan sentra usaha dalam Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI) pada Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia. Kami lakukan hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan keunggulan dalam berkompetisi dengan pesaing dipasar bebas dan global. Selain itu, kami dapat lebih aman, nyaman dan bangga atas pencapaian hasil kreativitas ini.

 

Kualitas terus kami jaga, mulai dari bahan, pewarna maupun segala proses produksi yang ada. Hal ini agar produktivitas usaha juga meningkat. Saat pendirian sentra usaha kala itu, kami mendapat bantuan dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Pati untuk penerapan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah). Semacam sistem yang terinterasi terkait pengelolaan limbah buangan batik agar tidak merugikan lingkungan dan masyarakat sekitar. Berkat itulah, kami menjadi pelopor ya penerapan produksi ramah lingkungan di Kabupaten Pati.

 

Demi menjaga standar lingkungan agar tetap baik, kami terus lakukan lah ya evaluasi dan pengecekan rutin dari limbah IPAL nya itu tadi. Saya berharap, para pelaku UMKM dimanapun berada dapat bersikap dan saling berkontribusi ya, untuk menjaga lingkungan. Ya hal ini demi keberlangsungan hidup anak cucu kita, terkhusus di bumi pertiwi yang indah ini.

 

Panas, hujan kami terjang. Dan alhamdulillah sampai dengan saat ini, sudah berkembang dan mendapat hati serta kepercayaan dari konsumen. Inovasi yang kami lakukan mulai dari bahan, motif, corak sehingga tidak membuat bosan para konsumen merupakan salah satu strategi yang dilakukan. Walau demikian, identitas khas Bakaran Pati tidak pernah kami tinggalkan.

 

Sampai dengan saat ini, produksi batik Bu Sri Pak Sarni rata-rata perbulan mencapai 500 pcs lah ya. Kami menggunakan berbagai macam cara baik melalui pameran online untuk upaya branding, galeri batik offline, optimalkan promosi via media sosial dan sebagainya lah ya. Meski diterpa pandemic dunia, inovasi dan strategi yang tepat adalah solusi terbaik dalam sebuah bisnis.

Penulis berita: Moch Faizal Rachmadi

admin
Growth-hub UNNES membantu kamu untuk terus tumbuh maju dan berkembang.
https://growth-hub.unnes.ac.id/

Leave a Reply

Your email address will not be published.